Senin, 14 Januari 2013

memperingati maulid nabi muhammad SAW

Memperingati Maulid Nabi

disadur dari  kumpulan artikel diniyyah NU online

Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi --orang Eropa menyebutnya Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub --katakanlah dia setingkat Gubernur. Pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.
Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.
Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi.
Barzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh Ja'far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul 'Iqd Al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.
***
Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi atau Muludan dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah dengan berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucapkan syahadatain (dua kalimat syahadat) sebagai pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa diucapkan Sekaten.
Dua kalimat syahadat itu dilambangkan dengan dua buah gamelan ciptaan Sunan Kalijaga bernama Gamelan Kiai Nogowilogo dan Kiai Gunturmadu, yang ditabuh di halaman Masjid Demak pada waktu perayaan Maulid Nabi. Sebelum menabuh dua gamelan tersebut, orang-orang yang baru masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat terlebih dulu memasuki pintu gerbang "pengampunan" yang disebut gapura (dari bahasa Arabghafura, artinya Dia mengampuni).
Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut Gerebeg Mulud. Kata "gerebeg" artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya. Di samping Gerebeg Mulud, ada juga perayaan Gerebeg Poso (menyambut Idul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul Adha).
Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awal (Mulud), sudah dihapal luar kepala oleh anak-anak NU. Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakdo Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam.
Ada yang hanya membaca Barzanji atau Diba' (kitab sejenis Barzanji). Bisa juga ditambah dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan puncaknya ialahmau’izhah hasanah dari para muballigh kondang.
Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagaibid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’izhah hasanah pada acara temanten dan Muludan.
Dalam Madarirushu’ud Syarhul Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: "Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa'at kepadanya di Hari Kiamat." Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”

Selasa, 01 Januari 2013

jual ikan nila merah per kilo 3 ekor dengan harga Rp 18.000,- [bisa ditawar]
lokasi berada di desa cinangneng, bogor. harga tidak termasuk ongkos kirim gan.


silahkan call 085755732115 atau 08567110913

Laporan Praktikum TAN_isolasi dan pemurnian DNA plasmid



Laporan Praktikum                                 Hari/Tanggal   : Rabu/26 September 2012
Teknologi Asam Nukleat dan Protein    Waktu             : 13.00 – 16.00 WIB
                                                                PJP                  : Dr. Suryani
                                                                Asisten            : Rian Triana
                                                                                          Faris Fathin
                                                                                          Deffy Pradithya







                                               
ISOLASI DAN PEMURNIAN DNA PLASMID


Kelompok 3

Waliyuddin                      G84090047








ipb











DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

Pendahuluan
Rekayasa genetika merupakan salah satu ilmu terapan dalam merekayasa materi genetik untuk kepentingan manusia. Obyek rekayasa genetika mencakup hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Rekayasa genetika sudah digunakan dalam berbagai bidang kehidupan yaitu bidang kedokteran dan farmasi, ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini untuk mengembangkan bidang masing-masing. Rekayasa genetika sendiri merupakan teknikn untuk memodifikasi DNA (sebagai substansi kimiawi dalam kromosom yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat) untuk menghasilkan produk-produk baru yang memiliki kombinas sifat yang diinginkan (Chang 2009).
Teknik yang digunakan dalam merekayasa suatu DNA adalah DNA rekombinan. DNA rekombinan adalah penyambungan molekul DNA yang satu dengan molekul DNA yang lainnya. DNA rekombinan merupakan gabungan antara DNA vektor dan DNA asing yang merupakan gen target. Gen yang terdapat di dalam DNA asing dimasukkan dalam suatu DNA vektor atau biasa disebut DNA plasmid (Brown 2010).
Plasmid adalah DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom dan bisa ditemukan pada sel hidup (Royston 1972). Di dalam satu sel, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang sangat bervariasi namun semua plasmid tidak mengkodekan fungsi yang penting untuk pertumbuhan sel tersebut (Royston 1972). Umumnya, plasmid mengkodekan gen-gen yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan yang kurang menguntungkan sehingga bila lingkungan kembali normal, DNA plasmid dapat dibuang (Royston 1972).
Plasmid telah diproduksi secara komersil oleh sejumlah perusahaan untuk digunakan sebagai vektor kloning (Gregory & Funnell 2004). Agar dapat digunakan sebagai vektor kloning, plasmid harus memiliki beberapa kriteria, yaitu berukuran kecil, relatif memiliki jumlah salinan yang tinggi (high copy number), memiliki gen penanda seleksi dan gen pelapor, serta memiliki situs pemotongan enzim restriksi untu memudahkan penyisipan DNA ke dalam vektor plasmid (Gregory & Funnell 2004).
Keberadaan plasmid merupakan hal terpenting dalam teknik DNA rekombinan. Keberhasilan suatu teknik DNA rekombinan tergantung dari hasil mengisolasi dan memurnikan DNA plasmid dari bakteri atau yeast. Pemurnian DNA plasmid dilakukan untuk menghilangkan berbagai pengotor-pengotor yang berasal dari bagian sel yaitu dinding sel dan beberapa protein (Sambrook & Russell 2006). Pada praktikum ini DNA plasmid diisolasi dari bakteri Escherichia coli, sehingga dengan dilakukannya pengisolasian dan pemurnian DNA plasmid diharapkan dapat memaksimalkan hasil DNA rekombinan dan rekayasa genetik dapat tercapai.

Tujuan
Percobaan ini bertujuan agar Mahasiswa dapat menunjukkan sifat dan struktur DNA plasmid melalui proses isolasi terhadap DNA plasmid.

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum isolasi dan pemurnian DNA plasmid ini adalah neraca analitik, gelas, sentrifus, tabung Eppendorf, dan vortex.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Tris-HCl 25 Mm pH 7,5, sukrosa 15 %, SDS 1 %, fenol, etanol absolut, dH2O steril, tripton, ampicilin, EDTA 10 mM, NaOH 0,2 M, Na asetat 3 M pH 4,6, kloroform, etanol 70 %, ekstrak khamir, dan NaCl.

Prosedur Percobaan
`Pembuatan larutan. Ada 3 jenis larutan yang dibuat untuk mengisolasi dan memurnikan DNA plasmid bakteri Escherichia coli. Larutan pertama dibuat dari Tris-HCl 25 mM pH 7.5 yang berfungsi sebagai bufer, EDTA 10 mM sebagai pengkelat logam, dan larutan sukrosa 15% yang berfungsi untuk memecahkan dinding sel bakteri. Larutan 2 dibuat dari larutan NaOH 0.2 M yang berfungsi untuk mengendapkan dinding sel dan larutan SDS 1% yang berfungsi sebagai emulgator. Larutan 3 dibuat dari Na-asetat 3 M ber-pH 4.8 yang berfungsi sebagai bufer, larutan fenol/kloroform, etanol absolut, etanol 70% untuk mengendapkan protein, dan dH2O steril yang berfungsi untuk melarutkan DNA plasmid.
Pembuatan media LB. Sebanyak 0,5 g ekstrak khamir, 1 g tripton, 0.5 g NaCl dicampur dan diaduk rata, kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Setelah itu, ditambahkan ampicilin dengan konsentrasi akhir 50 µg/ml yang dilarutkan dalam akuades. Kemudian, volumenya ditera sampai dengan 200 ml.
Isolasi dan pemurnia DNA plasmid. 1.5 ml kultur bakteri yang telah dibiakkan dalam medium LB dituangkan dalam tabung Eppendorf. Kemudian, tabung disentrifus dengan kecepatan 8000 rpm selama 3 menit. Supernatan yang dihasilkan dibuang dan pelet yang dihasilkan ditambahkan 100 µl larutan 1. Kemudian tabung divorteks untuk mensuspensikan pelet dan tabung disimpan di atas es selama 5 menit. Lalu tabung ditambahkan 200 µl larutan 2 dan dicampurkan dengan cara tabung dibolak-balik secara perlahan serta tabung disimpan dalam es selama 5 menit. Setelah 5 menit tabung ditambahkan kembali dengan 150 µl larutan 3 dan dicampurkan dengan cara dibolak-balik secara perlahan. Kemudian, tabung disimpan dalam es selama 5 menit. Setelah 5 menit, tabung disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 8000 rpm pada suhu 4°C dan supernatan yang dihasilkan dipindahkan ke dalam tabung Ependorf yang baru. Tabung yang berisi supernatan ditambahkan 300 µl larutan fenol/kloroform dan tabung divorteks selama 5 menit. Lapisan atas yang terbentuk dipisahkan secara hati-hati dan dimasukkan ke dalam tabung Ependorf yang baru. Kemudian ditambahkan 1 mL etanol absolut dan divorteks, setelah itu didiamkan selama 5 menit pada suhu ruang. Tabung disentrifus kembali selama 15 menit dengan kecepatan 12000 rpm. Supernatan yang dihasilkan dibuang dan pelet yang dihasilkan ditambah dengan 1 mL etanol 70%. Tabung divorteks selama 1 menit dan disentrifus kembali dengan kecepatan 12000 rpm selama 5 menit. Supernatan dihilangkan kembali dan dikeringkan pelet yang dihasilkan dengan vakum. Kemudian, pelet disuspensikan kembali dengan 20-50 µl dH2O

Hasil Percobaan

Pembahasan
Secara garis besar prinsip yang digunakan dalam mengisolasi DNA plasmid adalah sama dengan isolasi DNA/RNA dari suatu sel. Prinsip yang digunakan adalah melakukan isolasi plasmid dengan sentrifugasi dan presipitasi. Hal ini dilakukan dengan memecah dan mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas sel-sel jaringan, DNA, dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipurifikasi sehingga dihasilkan pelet sel yang mengandung plasmid (Blackwell 1997).
Langkah pertama untuk mendapatkan DNA plasmid adalah menumbuhkan sel-sel bakteri (house) dalam sebuah media. Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli DH5alfa sedangkan media yang digunakan adalah media LB. Bakteri Escherichia coli digunakan karena bakteri ini mudah didapatkan. Selain itu, Escherichia coli dapat menghasilkan keturunan yang banyak dalam waktu singkat. Bakteri ini juga memiliki jumlah plasmid yang banyak.
Biakan yang diperoleh dalam praktikum isolasi dan pemurnian DNA plasmid ini berjumlah 75 ml. Biakan Escherichia coli ini mengandung plasmid yang sudah disisipi gen plantaricin (sejenis ampisilin) dari Lactobacillus sp. Nama plasmid yang digunakan adalah plasmid pGem-T easy vektor. Biakan yang sudah mengandung DNA rekombinan berupa suatu gen yang menyandi ampisilin tersebut akan tetap hidup dalam media LB yang sudah ditambah ampisilin, sedangkan biakan yang tidak mengandung gen ampisilin maka akan mati. Ampisilin merupakan suatu senyawa antibiotik yang bersifat toksik. Biakan akan mati karena ketoksikan ampisilin jika dalam DNA-nya tidak mengandung suatu gen untuk mendegradasi ampisilin. Fungsi ini membuat ampisilin sering digunakan untuk menyeleksi DNA plasmid karena ampisilin dapat bersifat selektif (Royston 1972).
            Isolasi DNA plasmid dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur sebagai berikut, yaitu: isolasi sel, lisis dinding dan membran sel, ekstraksi dalam larutan, purifikasi, dan presipitasi. Isolasi sel dilakukan dengan cara sentrifugasi pada 8000 rpm selama 15 menit, kemudian terbentuk supernatan dan pelet. Sel dari bakteri Escherichia coli akan berada pada pelet sehingga supernatan harus dibuang. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas.
            Setelah itu, ditambahkan Larutan 1 yang terdiri atas Tris-HCl 25 mM, EDTA 10 mM, dan sukrosa 15%. Larutan 1 ini berfungsi untuk memecah dinding sel dan mensuspensikan pellet sampai larut. EDTA dapat menghambat DNAse yang dapat mendenaturasi DNA sebagai pengkelat Mg2+ yang berperan merusak stabilitas membran plasma sehingga membran plasma menjadi tidak stabil. Selain itu, Tris-HCl juga berfungsi untuk menjaga pH larutan.
            Tahap selanjutnya adalah menambahkan Larutan 2 ke dalam campuran larutan. Larutan 2 terdiri atas NaOH 0.2 M dan SDS 1%. Larutan 2 digunakan untuk mengendapkan dinding sel bakteri. SDS dalam larutan ini berfungsi untuk menghancurkan membran sel dan mendenaturasi protein, sedangkan NaOH berfungsi untuk mendenaturasi DNA genomik dan mulai menghidrolisis RNA. Metode dalam tahap ini memiliki perbedaan dengan isolasi pada DNA kromosom. Pada isolasi DNA kromosom tidak ditambahkan NaOH karena jika ditambahkan maka NaOH akan mendenaturasi DNA dan menghidrolisis RNA yang kita inginkan, sehingga pada isolasi DNA kromosom tidak ditambahkan NaOH (Chang 2009).
            Langkah berikutnya adalah menambahkan larutan 3 ke dalam campuran larutan. Larutan 3 berisi Na-asetat 3M, larutan fenol-kloroform, etanol absolut, etanol 70%, dan dH2O. Na-asetat dengan pH 4.8 akan mengakibatkan terjadinya renaturasi plasmid dan mengendapnya single strand DNA karena molekulnya yang besar dan tidak dapat larut dalam larutan dengan kadar garam yang tinggi. Selain itu, adanya pembentukan KDS (kalium dodesisulfat) yang tidak larut menyebabkan SDS mudah terbuang. Penambahan Larutan 3 juga berfungsi untuk mempertahankan pH agar DNA plasmid tidak rusak.
Sentrifugasi kembali dilakukan setelah penambahan ketiga larutan di atas sehingga diperoleh sedikit pelet dan supernatan. Supernatan yang diperoleh tidak berwarna, menunjukkan bahwa brismolekul sudah terendapkan dengan sempurna sehingga tidak mencemari supernatan. Supernatan dipindahkan, dan ditambahkan dengan fenol/kloroform. Fenol/kloroform berfungsi untuk menghilangkan protein dan pengotor-pengotor lain dalam larutan. Fenol/kloroform akan mengikat, menarik, dan mempresipitasi protein sehingga fase air yang terpisah akan mengandung DNA (Sambrook & Russell 2006). Setelah disentrifus, terlihat akibat dari penambahan fenol/kloroform, yaitu DNA plasmid berada pada lapisan atas.
Metode lain yang biasa digunakan dalam deproteinase selain menggunakan fenol-klorofrom adalah metode pengikatan dengan silika. Prinsip kerja dari metode ekstraksi DNA dengan silika adalah menyerap DNA dengan menggunakan silika dan garam chaotropik. Garam chaotropik berfungsi untuk merusak jaringan ikatan hidrogen dalam air dan protein sehingga membuat protein-protein yang merupakan kotoran-kotoran pada DNA denaturasi atau lisis. Pada larutan asam (pH < 7,5), DNA akan diserap oleh silika , sedangkan pada pH basa dan konsentrasi garam rendah, DNA secara efisien adakn dipisahkan dari silika (Gregory & Funnell 2004).
            Etanol absolut ditambahkan pada lapisan paling atas yang berisi DNA plasmid. Penambahan etanol absolut bertujuan untuk mengendapkan plasmid karena adanya perbedaan polaritas. Penambahan etanol absolut harus dilakukan pada keadaan dingin dengan tujuan agar banyak DNA plasmid yang mengendap.  Prinsip pengendapan dengan menggunakan etanol absolut dingin, yaitu pada saat penambahan garam yaitu Na-asetat yang berfungsi sebagai neutralize charge pada gula fosfat DNA, maka ion-ion seperti kation Na+ akan menyelimuti rantai DNAyang bermuatan negatif. Jika di dalam air, gaya elektrostatik antara ion positif (Na+) dan negative (DNA) masih lemah karena sebagian rantai DNA masih berikatan dengan air. Air memiliki konstanta dielektrik yang tinggi, sehingga penambahan pelarut organik seperti etanol dapat menurunkan konstanta dielektrik tersebut atau memperbanyak ikatan DNA dengan Na+ sehingga membuat DNA lebih mudah terpresipitasi (Brown 2010).
            Langkah selanjutnya adalah melakukan sentrifugasi kembali dan diperoleh pelet dalam jumlah yang sangat sedikit. Supernatan dibuang dan dilakukan penambahan etanol 70% pada pelet. Tujuan penambahan etanol yaitu untuk membersihkan sisa-sisa larutan yang digunakan untuk mengendapkan plasmid sebelumnya sehingga diperoleh plasmid yang murni. Proses terkahir yaitu penambahan dH2O sampai DNA plasmid yang mengendap itu bercampur (Brown 2010).

Simpulan
DNA plasmid pGEM-T DH5alfa merupakan salah satu DNA sirkular utas ganda yang berukuran kecil. DNA plasmid pGEM-T DH5alfa membawa satu gen pembawa sifat resisten terhadap antibiotika yaitu plantaricin. DNA plasmid pGEM-T DH5alfa  juga dapat bereplikasi walaupun berada di luar sel kromosom.

Daftar Pustaka
Blackwell Wiley.  1997. Route maps in gene technology.  ISBN 978-0-632-03792-6.Hal.176-177.
Brown Terry A. 2010. Gene Cloning and DNA Analysis: An Introduction. Wiley-Blackwell. ISBN 978-1-4051-8173-0. Hal. 35-36.
Chang W. 2009. Bioetika sebuah pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
Gregory Phillips G, Funnell BE. 2004. Plasmid biology. Washington: ASM Press. ISBN 978-1-55581-265-2.Hal.1-6.
Royston C Clowes. 1972. Molecular Structure of Bacterial Plasmids. Bacteriological Reviews 36 (3): 361-405.
Sambrook, Russell. 2006. The Condensed Protocols From Molecular Cloning: A Laboratory Manual. New York: Cold Spring Harbour Laboratory Press.