Selasa, 01 Januari 2013

laporan praktikum teknologi asam nukleat



Laporan Praktikum                                 Hari/Tanggal   : Rabu/10 Oktober 2012
Teknologi Asam Nukleat dan Protein    Waktu             : 13.00 – 16.00 WIB
                                                                PJP                  : Dr. Suryani
                                                                Asisten            : Rian Triana
                                                                                          Faris Fathin
                                                                                          Deffy Pradithya






                                               
ISOLASI DAN PEMURNIAN DNA KROMOSOM


Kelompok 3

                                         Waliyuddin              G84090047
                                        
                                        









ipb









DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012
Pendahuluan
DNA merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. DNA merupakan molekul yang sangat panjang, terdiri dari ribuan deoksiribonukleotida yang bergabung dalam suatu urutan yang bersifat khas bagi tiap organis. DNA bertanggung jawab atas pewarisan informasi genetik dari suatu generasi ke generasi berikutnya. DNA juga merupakan bahan organik yang memiliki BM (berat molekul) paling besar dalam sel, yaitu dalam ukuran juta. Monomer DNA adalah nukleotida. Satu gen diatur oleh satu molekul DNA, dan satu molekul DNA diatur oleh ribuan sampai puluhan ribu nukleotida (Lehninger 1982).
DNA berfungsi sebagai pengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA hanya terdapat pada inti sel, mitokondria, dan kloroplas. DNA juga merupakan serangkaian molekul tersusun dari basa purin (adenin dan guanin) dan pirimidin (timin dan sitosin) serta gula dan fosfat sebagai bahan dasar penyusun gen (Klug dan Cummings 1994).
Isolasi DNA kromosom banyak digunakan dalam penelitian mengenai konstruksi DNA genomik sebagai sumber klon dan sebagai bahan untuk amplifikasi DNA serta analisis restriksi berbagai spesies tanaman. Prinsip isolasi DNA kromosom itu sendiri didasarkan pada pemisahan DNA kromosom dari pengotor lain berupa protein atau RNA menggunakan teknik sentrifugasi. Secara umum isolasi DNA kromosom terbagi atas tiga tahapan proses yaitu pemecahan sel atau pelisisan sel, menghilangan komponen lain selain DNA kromosom, dan pemekatan larutan DNA yang diperoleh (David et al. 1983).
Isolasi DNA kromosom merupakan tahap yang paling penting yang harus dilakukan. Hal ini dikarenakan DNA kromosom merupakan sumber DNA yang umumnya kita kehendaki untuk diklon yang harus bersih dari pengotor-pengotor seperti protein dan RNA. Prinsip dari proses isolasi DNA kromosom adalah memisahkan DNA kromosom dari komponen-komponen sel lain.
Sumber DNA dapat berasal dari tanaman, kultur mikroorganise, atau sel manusia. Membran sel dilisis dengan menambahkan detergen untuk membebaskan isinya, kemudian pada ekstrak sel tersebut ditambahkan protease (yang berfungsi mendegradasi protein) dan RNase (yang berfungsi untuk mendegradasi RNA), sehingga yang tinggal adalah DNA. Selanjutnya ekstrak tersebut dipanaskan sampai suhu 60°C untuk menginaktifasi enzim yang mendegradasi DNA (DNase). Larutan DNA kemudian dipresipitasi dengan etanol dan bisa dilarutkan lagi dengan air (Brush 1994). 

Tujuan
Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat menunjukkan sifat dan struktur DNA kromosom melalui proses isolasi terhadap DNA kromosom.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum isolasi dan pemurnian DNA kromosom, yaitu: neraca analitik, gelas, sentrifus, tabung Eppendorf, dan vortex. Bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu: umbi bawang merah, larutan lisis yang berisi Tris-HCl 50 mM pH 8.0 yang mengandung 50 mM EDTA, SDS 10%, buffer elusi/buffer TE yang berisi Tris-HCl 10 mM pH 8.0 yang mengandung 0,1 mM EDTA pH 8,0,  EtOH, NaCl, dan dH2O steril.

Prosedur Percobaan
Pembuatan larutan. Larutan lisis terdiri dari 50 mM Tris HCl, pH 8,0 yang mengandung 50 mM EDTA. Sedangkan larutan elusi atau buffer TE dibuat dari 10 mM Tris-HCl pH 8,0 yang mengandung 0.1 mM EDTA pH 8.0. Setelah itu, larutan disimpan di pendingin.
Prosedur isolasi DNA kromosom. Sebanyak 25 gram umbi bawang digerus dengan menggunakan mortar, ditambahkan 40 mL larutan lisis dan 2,5 gram garam dapur digerus sampai halus. Setelah itu, dituang ke dalam gelas piala 250 mL dan ditambahkan 5 mL larutan SDS 10%. Larutan dicampur secara homogen dan diinkubasi pada suhu 60°C dalam water bath selama 20 menit. Hasil inkubasi lalu disaring ke dalam gelas beaker yang ditempatkan diatas es sehingga larutan tersebut segera menjadi dingin. Setelah larutan menjadi dingin kemudian ditambahkan 0,5 gram protease, aduk secara sempurna dan biarkan selama 15 menit. Kemudian larutan dibiarkan 5 menit lalu diambil larutan atas dengan menggunakan pipet tetes dan dipindahkan ke dalam 4 tabung baru. EtOH dingin sebanyak 10 mL ditambahkan melalui sisi tabung. Kemudian, tabung ditempatkan secara perlahan di atas es dan dibiarkan selama 2-5 menit. DNA kromosom akan mengendap pada bagian atas dari EtOH dan tampak sebagai benang-benang putih. DNA kromosom diambil dengan pipet tetes secara hati-hati dengan sesedikit mungkin larutan EtOH yang terambil dan ditempatkan pada 2 tabung eppendorf 1.5 mL. Keempat tabung disentrifugasi selama 1 menit. EtOH dibuang pada lapisan atas secara hati-hati tanpa merusak pellet dan ditambahkan 1 mL EtOH ke pellet DNA kromosom. Resuspen pelet DNA kromosom dengan cara vortex dalam 1 mL EtOH dan disentrifugasi kembali selama 1 menit. EtOH dituang dan DNA kromosom dikeringkan dalam bech selama 10 menit. Setelah kering, buffer TE atau dH2O steril 1 mL untuk melarutkan DNA kromosom.

Hasil Percobaan                                                            
Tris-HCl 50 mM pH 8.0, BM = 121.14 g/mol
g   = M . V . BM
     = 0.050 M . 0.500 L . 121.14 g/mol
     = 3.0285 g
EDTA 50 mM, BM = 292.25 g/mol
g   = M . V . BM
     = 0.050 M . 0.500 L . 292.25 g/mol
     = 7.7063 g
Tris-HCl 10 mM, BM = 121.14 g/mol
g   = M . V . BM
     = 0.010 M . 0.010 L . 121.14 g/mol
     = 0.0121 g
EDTA 0,1 mM, BM = 292.25 g/mol
g   = M . V . BM
     = 0.00010 M . 0.010 L . 292.25 g/mol
     = 0.000292 g

Pembahasan
            Isolasi DNA kromosom dilakukan pada umbi bawang merah pada praktikum kali ini. Penggunaan umbi bawang merah sebagai sumber pengisolasian DNA kromosom disebabkan umbi bawang memiliki sedikit pati sehingga DNA akan terlihat akan lebih jelas dan mudah diisolasi. Beberapa pereaksi digunakan dalam proses isolasi DNA kromosom dari umbi bawang merah, diantaranya garam untuk melarutkan DNA, larutan lisis yang berfungsi melisis dinding sel, SDS 10% berfungsi untuk memecahkan dinding sel dengan mengemulsi lipid dan protein merusak interaksi polar pada membran sel, penambahan alkohol dingin berfungsi untuk mengikat DNA dan membentuk suatu matriks kental seperti lem putih akibat pemekatan DNA, dan larutan buffer TE atau dH2O untuk merutkan DNA kromosom.
Garam yang digunakan adalah garam NaCl. NaCl dapat menyebabkan menyebabkan DNA menjadi larut karena ion Na+ mampu memblokir (membentuk ikatan) dengan kutub negatif fosfat DNA yaitu kutub yang bisa menyebabkan molekul-molekul saling tolak menolak satu sama lain sehingga pada saat ion Na+ membentuk ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA. Hal ini akan menyebabkan DNA akan terkumpul (Doyle & Doyle 1990).
            Penambahan alkohol dingin pada ekstrak ekstrak sel melalui dinding tabung akan membentuk gumpalan putih. Etanol dingin berfungsi dalam pengikatan strand DNA yang telah terkumpul kerena pemekatan oleh garam. Hal ini karena kerapatan alkohol lebih kecil dibandingkan kerapatan air maka alkohol akan berada di bagian atas larutan pada tabung reaksi. Strand-strand DNA yang terikat oleh alkohol akan nampak sebagi benang-benang putih yang terapung di atas filtrat.   
Benang-benang DNA berwarna putih pada lapisan atas larutan diambil dan dimasukkan dalam tabung eppendorf 1.5 ml untuk selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 13.000 rpm. Sentrifugasi berfungsi untuk memisahkan DNA kromosom dari komponen lain seperti protein ataupun RNA. Pemisahan dengan sentrifus didasarkan perbedaan bobot molekul. DNA kromosom yang memiliki bobot molekul lebih besar akan berada dibagian dasar setelah disentrifugasi. Pada tahap akhir pelet dikering-anginkan untuk menghilangkan EtOH dan DNA kromosom yang didapatkan ditambahkan dengan dH2O steril.
            Metode lain yang sering digunakan untuk isolasi DNA kromosom diantaranya adalah metode CTAB (Sambrook et al. 1989). Pada metode ini dilakukan pembuatan larutan bufer lisis (0.2M Tris-HCl pH 7.5, 0005M EDTA pH 8, 2M NaCl, dan 2% CTAB) dan bufer ekstraksi (0.35 M sorbitol, Tris-Cl pH 7.5, 5 mM EDTA, dan dH2O). Sumber DNA kromosom dihaluskan dengan bantuan nitrogen cair, setelah itu ditambahkan bufer isolasi DNA (campuran bufer lisis, bufer ekstraksi, dan sarcocyl). Suspensi divorteks dan diinkubasi selama satu jam pada suhu 65oC. Setelah satu jam ditambahkan 750 µl kloroform-isoamil alkohol (24:1) dan disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit pada suhu 4oC, kemudian lapisan atas diambil dan dipindahkan ke dalam tube eppendorf lain dan ditambahkan larutan isopropanol. Sentrifus kembali selama 5 menit dengan kecepatan dan suhu yang sama dan supernatant yang dihasilkan dibuang. Pelet yang dihasilkan dicuci dengan menambahkan 500 µl EtOH 70%, kemudian disentrifus kembali dengan kecepatan yang sama selama 3 menit dan supernatant dibuang. Sentrifus kembali selama 1 menit dengan kecepatan yang sama, pelet yang dihasilkan dikeringkan dan dilarutkan dengan 50 µl TE dan disimpan pada suhu 20oC.
Metode Castillo et al. (1994) digunakan dalam isolasi DNA kromosom. Pada metode ini hal yang dilakukan pertama kali adalah dengan menimbang 1 gram sumber DNA kromosom. Kemudian direndam dalam larutan N2 cair dan sampel digerus sampai halus dan 0.1 gram PVPP ditambahkan saat sampel digerus. Serbuk halus yang dihasilkan dimasukkan dalam tabung sentrifus yang berisi 5 ml bufer ekstraksi dan 1% merkaptoetanol 50 µl yang sudah dipanaskan. Campuran tersebut dikocok kemudian dipanaskan selama 30 menit pada suhu 65°C sambil sesekali dikocok agar tidak mengendap lalu didinginkan pada suhu kamar. Larutan CI ditambahkan sebanyak 1 volume ke dalam masing-masing tabung dan bobotnya diseimbangkan sebelum sentrifugasi.
Campuran divorteks sampai homogen lalu disentrifugasi dengan kecepatan 13500 g selama 10 menit pada suhu 4°C. Sebanyak 4 ml supernatan yang diperoleh dipindahkan ke tabung sentrifus baru dan ditambah larutan CI 1 volume. Campuran ini kemudian divorteks sampai homogen dan disentrifugasi seperti yang dilakukan sebelumnya. Supernatan yang diperoleh dipindahkan ke tabung baru sebanyak 3 ml dan ditambah larutan CI 1 volume. Campuran kemudian dihomogenasi dengan vorteks dan disentrifugasi seperti sebelumnya. Supernatan yang diperoleh dipindahkan ke tabung sentrifus baru sebanyak 1 ml dan ditambah isopropanol dingin 1 volume. Larutan dikocok perlahan kemudian disimpan dalam lemari es selama 30 menit. Larutan kemudian disentrifugasi kembali seperti sebelumnya dan supernatan yang diperoleh dibuang. Pelet yang dihasilkan kemudian dikeringkan.
Pelet DNA yang dihasilkan dilarutkan dalam 1 ml bufer TE, setelah itu ditambah 3 M CH3COONa dingin pH 5.2 sebanyak 1/10 volume (100 μl) dan 2.5 ml etanol absolut dingin secara berurutan. Kemudian disimpan dalam pendingin -20°C selama 30 menit atau semalaman. Suspensi disentrifugasi kembali dengan kecepatan 16000 g selama 10 menit pada suhu 4°C. Supernatannya dibuang dan pelet DNA yang diperoleh dicuci dengan etanol dingin 70% sebanyak 400 μl kemudian diendapkan dengan sentrifugasi kembali dengan kecepatan 16000 g selama 5 menit pada suhu 4°C. Pelet yang diperoleh dikeringkan dengan membalikkan tabung di atas tisu dan diangin-anginkan sebentar hingga bau etanol hilang. Pelet DNA dilarutkan dengan MW 100 μl. Jika pelet yang dihasilkan cukup banyak maka MW bisa ditambahkan lebih banyak. Setelah semua pelet DNA larut kemudian dipindahkan dalam tabung Eppendorf kecil dan disimpan dalam pendingin sebagai DNA stok.
            Metode SDS (Zheng et al 1995), isolasi DNA kromosom dengan metode ini yang dilakukan pertama kali yaitu pembuatan bufer pengekstrak (25 mM EDTA pH 7.5, 50 mM TrisHCl pH 8, 300 mM NaCl,  SDS 1%, dan H2O). Sumber DNA kromosom dihaluskan dengan ditambahkan 400 ul buffer pengekstrak, kemudian setelah halus ditambahkan 100 ul buffer pengekstrak kembali. Setelah itu diambil 400 ul larutan dan ditambah dengan 400 ul chloroform. Suspensi divortex dan setelah homogen larutan disentrifus dengan kecepatan 13000 rpm selama 1 menit pada suhu 40C. Lapisan atas diambil dan dimasukkan ke dalam tube eppendorf, kemudian ditambahkan 800 µl Etanol absolut. Larutan disentrifugasi  selama 3 menit dengan kecepatan 13.000 rpm pada suhu 40C, kemudian supernatan dibuang. Pelet dicuci kembali dengan menggunakan 500 µl EtOH 70 %. Supernatan dibuang, kemudian endapan dicuci kembali dengan etanol 70% dan disentrifugasi 13000 rpm pada suhu 40C. Supernatan dibuang kembali, dan pelet dikeringkan dengan menggunakan vakum.  Setelah kering, pelet ditambah dengan 50 ul TE dan DNA disimpan pada suhu 200C.

Simpulan
Proses isolasi DNA kromosom pada umbi bawang merah memiliki empat tahap, yaitu: pemecahan sel, pengendapan DNA, penghilangan komponen lain selain DNA, dan pemekatan DNA. DNA kromosom memiliki bobot molekul yang besar dibandingkan molekul dalam sel lainnya. DNA kromosom tidak tahan panas dan DNA kromosom memiliki struktur double helix.

Daftar Pustaka
Brush A. 1994. Biologi Molekular Sel Edisi ke-2. Jakarta: Gramedia.
Castillo OC, Chalmers KJ, Waugh R, Powell W. 1994. Detection of genetic diversity and selective gene in coffee using RAPD markers. Theor. Appl. Genet. 87, 332-339.
David AM, Freyer GA, Crotty DA. 1983. DNA Science: A First Course. New York: Laboratory Press.
Doyle J.J and Doyle J.L. 1990.  Isolation of plant DNA from fresh tissue. Focus. Moscow. 12(1):13-15.
Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Maggy Thenawijaya, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.
Marks DB, Marks AD, Smith CM. 1996. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
Sambrook J, Fritsch EF, Maniatis T.  1989.  Molecular Cloning : A laboratory Manual, 2nd Edition.  USA: Cold Spring Harbor Laboratory Press. 
Zheng  K, Huang N, Bennet P. and Khush GS. 1995. PCR-Based Marker Assisted  Selection  In  Rice Breeding.  IRRI news lett 2.

Tidak ada komentar: